Tidak Punya Rencana Adalah Bagian dari Rencana
Bagaimana
kalian menjalani hidup? Dengan penuh rencana, atau membiarkan hidup mengalir
begitu saja?. Tentunya setiap orang yang mempunyai mimpi akan memiliki rencana untuk
mencapai mimpinya. Road map mimpinya biasanya disusun secara sempurna seakan
semuanya akan mudah didapatkan dan mulus menuju mimpinya. Membuat rencana
cadangan juga terkadang disiapkan. Rencana jangka panjang maupun jangka pendek
disertai target-target yang harus dicapai. Aku dulu selalu percaya bahwa
merencanakan mimpi dan target-target yang ditulis secara detail akan memudahkan
aku untuk tau apa yang harus dikejar. Ambisi yang sempurna.
Bagi
sebagian orang yang berhasil mencapai target dan mencoret salah satu wishlist
yang ia tulis menjadi moment yang sangat membahagiakan, melegakan serta
menambah semangat untuk mencapai target selanjutnya. Namun, semakin lama
menjalani hidup, melihat kembali apa-apa yang sudah ditulis sebagai mimpi dan
menyadari bahwa hidup tidak berjalan statis tapi sangat dinamis. Hidup kadang
suka bercanda, dan menertawakan manusia yang sudah menyusun rencana yang
sempurna. Manusia suka merencanakan hidupnya akan seperti apa, membayangkan
kebahagiaan dengan cara yang mudah tapi terkadang tidak siap dengan banyak
kerikil yang menghadang dan berbagai rencana yang gagal.
Refleksi
diri setelah banyak rencana yang gagal membawaku pada suatu kesimpulan bahwa
mengendurkan target dan tujuan bukan berarti menghilangkan mimpi. Membakar ambisi
bukan berarti membuang ambisi. Ambisi dan mimpi akan selalu ada hanya rencana
dan sudut pandang hidupmu yang berubah. Tidak lagi mempunyai rencana adalah
kata lain dari menunggu kejutan dalam hidup. Siap dengan kejutan yang datang
baik yang membahagiakan maupun yang berupa rintangan. Mari membiarkan hidup
seakan berlayar tanpa peta, berjalan tanpa tau tujuan, tapi mempunyai langkah
yang pasti, tidak ragu dalam memilih dan tidak menyesali apa yang sudah
terjadi.
Komentar
Posting Komentar