Menata Hati
Segala
sesuatu perihal hati terkadang memang sulit dan rumit. Teringat obrolan dengan
ibu di suatu sore “ jadi perempuan yang pintar menata hati, terimalah apapun
dengan ikhlas jangan lupa bersyukur. Iri, dengki, dan sombong itu penyakit hati
yang sulit dihindari” . hal itu membuatku merenung tentang banyak hal menyadari
bahwa diri ini seringkali masih mempunyai penyakit hati. Melihat teman yang
nilainya lebih bagus, iri. Teman punya kekasih, iri. Punya sesuatu pengennya di
post di ig biar semua orang tau. AstagfiruAllah semoga selalu senantiasa
dikuatkan untuk bisa menata hati. Godaan
duniawi memang akan selalu menghantui. Aku tidak ingin orang berpikir bahwa aku baik, karena sesunguhnya aku
masih jauh dari pribadi yang baik. Masih banyak mengeluh dan suka terlalu
emosional. Mempelajari ilmu menata hati yang akan selalu kupelajari untuk
menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Pelajaran
menata hati dari berbagai masalah membuatku akhir-akhir ini tersadar bahwa
sabar adalah langkah pertama dalam menata urusan hati. “kalau kamu pengen apa
yang kamu inginkan lebih, terkadang kamu harus melangkah mundur terlebih dahulu”
begitu kata cak nun. Kesabaran dan menekan ego sangat dibutuhkan ketika aku
harus terlebih dahulu melangkah mundur untuk mencapai target yang lebih jauh. Apalagi
urusan asmara, menata hati memang menjadi hal utama. Sabar dalam mengaggumi
sesorang dalam diam agar senantiasa terjaga imanmu akan menjadi pelajaran
menata hati yang cukup menantang. Hawa nafsu berupa rasa cinta terkadang memang
membutakan jika memang tidak dilandasi dengan iman. Selama ini ibu selalu
mengingatkan “ Semua lelaki yang dekat denganmu itu temanmu, entah nanti jadi
teman dekatmu atau teman hidupmu”.
Wejangan
ayah dan ibu memang selalu aku tanamkan baik-baik dalam diriku, berbagai
pesan-pesan kehidupan yang nantinya akan kuhadapi menjadi bekal akan berbagai
tantangan kehidupan yang menghadang. “percuma kamu punya ilmu tinggi, tapi hati
mu sombong. Orang sombong itu akan hancur” begitu kata ayahku. Menata hati menghindari
kesombongan,iri dengki butuh latihan
berkali-kali untuk dihadapkan berbagai macam sifat manusia di dunia ini. Terkadang
goyah memang, tapi aku yakin itu hal yang wajar sebagai manusia biasa. Tergantung
bagaimana menyikapi kegoyahan hati dengan tidak mengedepankan emosi. “dimanapun
kamu berada ingat hatimu bersama Allah, yang banyak dzikir” ucapan itu entah
sudah berapa kali selalu menjadi pesan kedua orang tuaku. Benar memang dengan
dzikir lah menata hati menjadi lebih mudah. Maafkan aku jika hanya bisa berucap
melalui tulisan, tapi aku juga masih dalam proses belajar menjadi pribadi yang
lebih baik, kawan.
Komentar
Posting Komentar