Pembentukan Mental dan Karakter di Era Globalisasi Saat Ini

Masa Orientasi siswa atau apapun istilah yang sekarang dipakai kerap menjadi media untuk membentuk karakter serta mental para penerus bangsa. Yang menjadi polemik adalah ketika cara dari pembentukan mental dan karakter tersebut kurang tepat diterapkan pada era globalisasi yang melaju pesat seperti sekarang ini. Sehingga muncullah kasus- kasus dari penerapan pembentukan mental yang dianggap sebagai sebuah kekerasan. Padahal presiden kita saat ini sangat menggebu-nggebu mengenai revolusi mental. Lalu cara seperti apa yang tepat digunakan dalam pembentukan karakter dan mental dalam pendidikan akademik saat ini?.
Sebagai seorang mahasiswa yang kini sedang menjalani masa p2maba, melihat bahwa lagkah-langkah dalam hal pembentukan mental dan karakter pada lingkup mahasiswa yang sedang saya rasakan,  dirasa kurang tepat diterapkan pada generasi saat ini. Era globalisasi seharusnya membawa kita pada cara pikir yang berwawasan global pula.  Mungkin dalam setiap universitas dan fakultas mempunyai cara tersendiri dalam mengemas sebuah acara yang dijadikan media pembentukan mental dan karakter. Di Indonesia, Adanya pembentakan dan penekan secara mental oleh senior dijadikan cara pembentukan mental para generasi saat ini, para senior tidak sadar bahwa cara tersebut tidak lagi relevan diterapkan pada era ini. Mereka para senior hanya ingin meneruskan tradisi yang sama saat mereka menjalani pembentukan karakter terdahulu. Benar memang bahwa ada sisi baik di balik semua hal tapi bagaimana juga dapat meminimalisir sisi buruk dari suatu kegiatan tersebut.  Beban mental dan fisik yang dibawa para mahasiswa akan membawa sebuah kejenuhan dan ketakutan. Senioritas tidak ditentukan oleh seberapa takut para juniornya, tapi pada kebijakan yang dapat ditiru oleh juniornya. Kreatifitas para senior menjadi dipertanyakan dalam adanya kegiatan pembentukan mental dan karakter pada juniornya saat ini.
Hal ini membuat saya sebagai mahasiswa berimajinasi mengenai kegiatan pembentukan karakter dan mental tanpa mengetahui regulasi yang ada dalam suatu organisasi untuk pembentukan sebuah kegiatan. Imajinasi membawa saya untuk membayangkan jika suatu kegiatan orientasi mahasiswa dapat berjalan secara menyenangkan tanpa adanya tekanan mental melalui pembentakan. Mengapa tidak diadakan suatu project penelitian bagi mahasiswa baru yang nanti akan dikompetisikan dalam sebuah pameran ilmiah. Dan bukankah sebagai mahasiswa nantinya juga akan berhubungan dengan suatu penelitian maka tentunya adanya project penelitian akan sangat bermanfaat. Kompetisi menurut saya sudah mencakup segala hal yang akan membentuk karakter kita. Hal-hal mengenai etika terhadap dosen selaku pembimbing dalam suatu penelitian,  menambah relasi terhadap kakak tingkat dan  kekompakan antar tim dan dalam sebuah angkatan. Acara yang nantinya dibuat sendiri oleh mahasiswa baru tapi tidak lepas dari senior selaku penanggung jawab dan penasehat dari acara tersebut. Dengan sendirinya para mahasiswa baru akan dituntut bekerja dalam suatu tekanan keberhasilan suatu acara Karena Mental yang lemah tidak akan membawa kesuksesan sebuah acara. Menjadikan kegiatan ini menjadi ajang bergengsi tiap angkatan akan menumbuhkan jiwa kompetisi dan tentunya terbayang keasyikannya hehehe.  
Tapi kembali lagi pada kebijakan masing-masing universitas dan fakultas Karena tentunnya masing-masing universitas maupun fakultas mempunyai regulasi tersendiri dalam hal mengemas sebuah pembentukan karakter dan mental yang diimplementasikan dalam sebuah kegiatan.  Di sini saya hanya menuliskan imajinasi saya Karena terlalu jenuh dengan sebuah kegiatan yang kurang mengasyikkan hehehe.


Komentar

Postingan Populer